Ternyata Ketuban Pecah Secara Dini, Kok Bisa?
dr. Cindy Claudia on
Ketuban pecah dini dapat disebut juga dengan Preterm Premature Rupture of Membranes (PPROM). PPROM adalah keadaan dimana ketuban pecah sebelum 37 minggu usia kehamilan. Kejadian PPROM yang ekstrim dapat terjadi saat usia kehamilan kurang dari 26 minggu. Semakin dini ketuban pecah, maka akan semakin beresiko bagi wanita dan bayinya. Cairan ketuban merupakan cairan yang mengelilingi bayi dalam rahim. Jumlah cairan ketuban akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan dan akan menurun produksinya saat mendekati waktu kelahiran.
Bagaimana membedakan air ketuban dengan air kemih?
Air ketuban tidak memiliki warna atau bening, terkadang juga bisa berwarna kekuningan atau kehijauan (jika terdapat infeksi). Selain itu air ketuban juga bisa disertai dengan lendir dan juga darah. Air ketuban juga tidak berbau, sedangkan air kemih memiliki bau yang khas. Bila air ketuban keluar, ibu akan merasa seperti berkemih tetapi tidak bisa ditahan.
Salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan ketuban pecah dini yaitu adanya infeksi yang menyebabkan aktivasi dari sitokin pro inflamasi dan melepaksan substansi seperti prostaglandin dan metallopretase. Prostaglandin akan menyebabkan kontraksi uterus, sedangkan metalloprotease akan mengendur dan melunakan serviks sehingga dapat menyebabkan ketuban pecah. Beberapa faktor lainnya adalah kurangnya kolagen pada struktur membran, hamil anak kembar dan terlalu banyak cairan ketuban sehingga menyebabkan tekanan pada kantung ketuban meningkat, riwayat kehamilan sebelumnya mengalami PPROM, kelainan struktur atau dilatasi berlebihan dari serviks, trauma, merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dan keletihan.
Ketuban pecah dini harus segera ditangani karena dapat membahayakan bagi keselamatan ibu dan bayinya. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi akibat ketuban pecah dini pada ibu hamil adalah infeksi pada cairan ketuban karena kantung ketuban yang sudah pecah. Pada bayi dapat terjadi sepsis atau infeksi yang sudah menyebar ke seluruh tubuh, sindrom distress pernapasan, bahkan kematian. Selain itu pada ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini akan beresiko untuk persalinan prematur.